Cerita Sex Tentang Perempuan

Cerita Sex Tentang Perempuan

Cerita Sex – Cerita Sex Tentang Perempuan, Malam itu aqu berembuk tentang perempuan itu, sebenarnya istriku agak keberatan bila perempuan itu mengajak anaknya untuk bekerja di rumah kita yg dikatakan istriku sebagai beban tambahan, namunsetelah kuyakinkan akhirnya istriku setuju juga kalo perempuan itu beserta anak perempuannya bekerja sebagai pembantu di rumah kita, alasanku karena istriku sedang sibuknya mengurus bisnisMLM-nya dan karena pernikahan kita yg telah 6 tahun belom mendapatkan keturunan, sesampai anak perempuan itu bisa kita anggap sebagai anak kita sendiri.

Keesokan harinya sekitar jam 5:00 sore perempuan itu dan anak perempuannya telah berada di rumahku untuk melaqukan tugas sebagai pembantu, sebut saja perempuan itu Ancilla dan anak perempuannya Shinta. Karena rajinnya kerja kedua pembantuku itu, maka Shinta kuijinkan untuk meneruskan sekolah atas tanggunganku. Kulihat di wajahnya tersenyum kegirangan.

“Terima kasih Pak, Shinta senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu.”
“Ya, namunkamu harus rajin belajar, dan kalo telah pulang sekolah kamu harus bantu ibumu,” kata istriku sembari berpelukan dgn Shinta, kulihat di wajah ibunya Ancilla pun terlihat keceriaan.

Enam bulan berlalu sejak Ancilla dan Shinta bekerja di rumah kita, aqu berbuat mesum dgn Ancilla sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari itu hari Sabtu, malamnya istriku ke Jogja dgn kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Shinta sedang sekolah, aqu melihat Ancilla yg sedang berdiri di dapur membelakangi aqu yg sedang masuk dapur selesai mencuci mobil.

Aqu tertegun melihat badan Ancil yg mengunakan pakaian terusan warna hijau muda agak tipis sesampai terbayglah tali BH dan celana dalam yg keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Bokongnya yg padat dan seksi serta betisnya yg terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aqu merasa tersedak seakan-akan ludahku tak bisa tertelan karena membaygi badan Ancil yg indah itu. Tiba-tiba Ancil berbalik dan kaget melihatku yg baru saja membayginya.

“Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.”
“Eh.. Ancil boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke saya.”
“Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, namun bolehlah.”

Akhirnya aqu duduk di meja makan sementara Ancil menceritakan sejarah hidupnya sembari terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aqu baru tahu kalo Ancil itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Shinta dan dia bercerai 2 tahun yg lalu karena suaminya yg suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Ancil ada bekas tusukan pisau. Aqu tertegun mendengar ceritanya sementara Ancil seakan mau menangis membaygi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul badan Ancil.

“Sudah, Ancil.. jangan nangis.. sekarang kamu telah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalo membuat kamu harus mengingat lagi.”
“Iya.. Pak.. saya dan Shinta.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kita.”
“Ya.. telah.. telah.. jangan nangis terus.. nanti Shinta pulang.. kamu malu deh.. kalo lagi nangis.”

Ancil menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku namuntiba-tiba aqu merasakan sesuatu yg lain karena kedua buah dadanya menyentuh dadaqu yg membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dgn bibirku yg membuat dirinya gelagapan.

“Aaahh.. Bapak!”

Namunkemudian dia membalas kecupanku dgn lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yg membuat aqu makin berani.

“Pak.. sshh..”
“Kenapa.. Ancil..?”
“Tak.. Pak.. aahh.. tak apa-apa.”

Kuangkat roknya dan aqu meraba bokongnya yg padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dgn lembut sampai kemaluannya tersentuh. Ancil mulai bergelinjang, dia membalas dgn agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada kemaluannya, kutusuk kemaluannya dgn jari tengah dan telunjukku sampai agak basah.

“Aahh.. Pak, enak sekali deh..”
“Ancil.. kalo kita lanjutkan di kamar yuk!”
“Saya sih mau aja Pak, namunkalo nanti Ibu tahu gimana?”
“Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.”

Kugiring Ancilla ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Ancil untukmenanggalkan pakaiannya. Ancil langsung meAnciluti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan sampai dia bugil. Yg agak mengagetkanku karena keindahan badan Ancil. Ancil dgn tinggi sekitar 167 cm memiliki buah dada yg kencang dan montok dibungkus kulit yg putih bersih, pinggulAncil agak kurus namun bokongnya yg agak besar dan padat dan kemaluannya yg ditutupi bulu halus agak lebat membuat aqu seakan tak bisa menelan ludahku. Kalo aqu beri nilai badan Ancil nilainya 9.9, hampir sempurna.

“Bapak, pakaian Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat badan Ancil.”
“Ancil, badanmu indah sekali, lebih indah dari badannya Ibu.”
“Ah, masa sih Pak?”
“Iya Ancil, tahu gitu kamu saja yg jadi Ibu deh.”
“Ah Bapak bisa aja nih, namunkalo Ancil jadi Ibu, Ancil mau kok jadi ibu ke dua.”

Aqu langsung menanggalkan pakaianku dan gagang kemaluanku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri Ancil langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil Ancil meraba- raba gagang kemaluanku lalu dikocoknya, lubang kemaluannya kusentuh dan kutusuk dgn jariku, kita bergelinjang bersamaan. Kita menjatuhkan diri kita bersamaan ke tempat tidur. “Ancil, kamu mau nggak hisap kemaluan saya, saya jilatin kemaluanmu.” Ancil hanya mengangguk lalu kita ambil
posisiseperti angka 69. Gagang kemaluanku telah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sembari sesekali dikocoknya. Lubang kemaluannya telah kujilati dgn lembutnya, kemaluannya mengeluarkan bau harum yg wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika bijiklitorisnya terjilat.

Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi lubang kemaluan itu dan langsung kutelan habis. “Aaakkhh.. aakkhh..” rintih Ancil kelojotan. Namunlima menit kemudian giliranku yg kelojotan karena keluarlah cairan dari gagang kemaluanku membasahi muka Ancil namundgn sigap dia langsung menelannya sampai habis lalu “helm” dan gagangku dibersihkan dgn lidahnya. Setelah itu, aqu merubah posisi, aqu berbaring sedangkan Ancil kusuruh naik dan
jongkok di selangkanganku. Lalu tangannya menggapai gagang kemaluanku diarahkannya ke lubang kemaluannya. Namunkarena lubang kemaluan Ancil yg telah lama tak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sesampaiaqu bantu dgn beberapa kali sodokkan, baru kemaluan itu tertembus gagang kemaluanku.

“Blleess.. jlebb.. jlebb..”

Kulihat Ancil agak menahan nafas karena gagangku yg besar dan panjang telah menembus kemaluannya.
“Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak, namunAncil suka deh rasanya sodokannya sampai perut Ancil.”
Badan Ancil dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa.

“Ancil, kemaluanmu enak sekali, gagangku kayak diperas-peras oleh kemaluanmu, terus terang Bapak barukali ini merasakannya, Ancil enak sekali.”

Cerita Sex Lainnya:  Cerita Sex Pacarku dan adik-adiknya

Setengah jam kemudian, aqu merubah posisi dgn gagang kemaluanku masih di dalam kemaluan Ancil, aqu duduk dan kuangkat badannya lalu kubaringkan badannya di sisi tempat tidur dgn kaki Ancil menggantung, kutindih badannya sesampai membuat sodokan gagangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk kemaluannya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini.” Buah dadanya yg mancung dan puting yg agak kecoklatan telah kucium, kuremas dan kusedot-sedot.

15 menit kemudian kita ganti posisi lagi, kali ini kita berposisi doggie style, lubang kemaluannya kusodok oleh gagang kemaluanku dari belakang, Ancil menungging aqu berdiri. Kuhentak gaganganku masuk lebih dalam lagi ke kemaluan Ancil yg hampir 15 menit kemudian Ancil menjerit.

“Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Ancil keluar nih.. akhh.. sshh..”

Keluarlah cairan dari kemaluan Ancil yg membasahi dinding kemaluannya dan gagang kemaluanku yg masih terbenam di dalamnya sesampai kemaluan itu agak licin, Namun tetap kusodok lebih keras lagi sampai 10 menit kemudian aqu pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku.

“Ancil.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..”
” Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua.”
“Crroott.. croott.. crroott..”

Keluarlah cairanku membasahi lubang kemaluan Ancil, karena banyaknya cairanku sampai luber dan menetes ke paha Ancil. Lalu kulepaskan gagangku dari kemaluannya dan kita langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku.

Lima menit kemudian yg sebenarnya kita ingin istirahat, aqu mendengar suara dari luar Kamar tidurku kita tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Ancil keluar kamarku yg rupanya Shinta ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah.

Malam harinya setelah Shinta tertidur, Ancil kembali masuk kamarku untuk bermain lagi dgnku.Keesokan harinya, setelah aqu terbangun kira-kira jam 8:00, aqu keluar kamar, aqu mencariAncil, namunyg aqu temukan hanya Shinta yg sedang menonton TV. Rupanya aqu baru ingat kalo setiap Minggu pagi Ancil pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Shinta yg lagi duduk di karpet sembari nonton TV, sedangkan aqu duduk di sofa.

“Shinta.. gimana sekolah kamu..?”
“Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum.”
“Mmm, ya sudah kamu belajar yg rajin yah, biar Ibu kamu bangga.”
“Pak, boleh Shinta tanya?”
“Iya, kenapa Shinta..?”

“Kemarin ketika Shinta pulang sekolah, Shinta kan cari ibu Shinta, pas buka kamar Bapak, Shinta melihat Bapak dan ibu Shinta lagi telanjang terus Shinta lihat kalo Ibu Shinta ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yg masuk ke badan ibu Shinta, maaf yach Pak, Shinta lancang. Mama Ancil lagi diapain sih sama Bapak?”

“Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang.”
“Iya Pak, namunkok Mama Ancil kayaknya keenakan ya. Shinta jadi kepingin dech Pak kayak ibu
Shinta.”
“Kamu serius San, kamu mau?”
“Iya Pak.”

Kulihat Shinta tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Shinta tersingkap Sewaktu duduknya bergeser sesampai pahanya yg putih mulus terlihat oleh mataqu yg membuatku langsung terangsang. Kusuruh Shinta duduk dipangkuanku. “Shin, sini kamu duduk di pangkuan Bapak.” Ketika dia berdiri menujuku, aqu membuka resleting celanaqu dan kuturunkan celana dalamku lalu aqu keluarkan gagang kemaluanku yg telah menegang, sebelom Shinta duduk di pangkuanku, celana dalamnya yg putih kuturunkan sesampai kemaluan mungil putih bersih milik perempuan 13 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari kemaluannya yg ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dgn lembutnya. Shinta memegang kepalaqu dan badannya menggeliat.

“Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali.”

Kemaluan Shinta yg masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Shinta punmakin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Shinta mulai kejang-kejang dan basahlah kemaluan itu oleh cairan putih kental yg mengalir dari dalamnya, cairan itu kutelan habis.

“Arghh.. arghh.. Pak.. ada yg keluar nih dari tempat pipis Shinta.. eugh.. eugh..”

Badan Shinta langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Gagang kemaluanku yg mengeraskutempelkan pada kemaluannya yg basah. Badannya kuarahkan menghadapku, kemeja yg dikenakan Shinta kulepas sesampai dia hanya mengenakan pakaian dalam yg tipis, buah dada Shinta yg baru tumbuh terbayg di balik pakaian dalamnya, segera kulepaskan sesampai di mukaqu terpampang buah dada yg baru mekar ditutupi kulit yg putih bersih dgn dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dgn mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat buah dada itu makin mekar dan putingnya mengeras. Sementara Shinta masih tertidur lemas, gagang kemaluanku yg telahmenempel di kemaluan Shinta yg masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena kemaluan itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka kemaluan itu, kuputar kedua jariku sesampai kemaluan itu agak melebar dan basah.

Setelah itu kucoba lagi dgn gagang kemaluanku, kusodok masuk gaganganku ke kemaluan Shinta yg memang masih sempit juga walau telah dibantu dgn jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm gaganganku ke kemaluan Shinta. Shinta mulai tersadar ketika gaganganku menyodokkemaluannya, dia pun menjerit kesakitan.

“Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Shinta.. sakit awww.. aawww..”
“Sabar sayg nanti juga enak.. sayg.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..”

Kupeluk badan Shinta dan menenangkannya dari rasa sakit pada kemaluannya yg robek oleh gagangkemaluan milikku yg memang super besar.

Sodokkanku pada kemaluan Shinta kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Shinta merasakan kenikmatan.

“Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tak sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh..”

Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Shinta mengeluarkan cairan dari dalam kemaluannya berikuttetesan darah dan langsung badan Shinta lemas lagi dan pingsan. Aqu menyadari bahwa aqu telah membobol keperawanan Shinta.

“Arrgghh.. Pak.. Shinta.. lemmaass..”

Aqu agak kaget juga melihat keadaan Shinta yg secara tak sengaja kubobol keperawanannya namunkarena telah tanggung terus kugenjot gaganganku ke kemaluan Shinta yg telah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dgn derasnya memasuki lubang kemaluan Shinta sampai meluber ke pahaqu.

“Crroot.. crroott..”
“Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. kemaluan.. perempuan ini..”

Langsung kucabut gagang kemaluanku dari kemaluan Shinta dan kubaringkan Shinta yg pingsan di Sofa. Sisa cairan yg masih melekat di kemaluan Shinta kulap dgn pakaianku sampai bersih, setelah itu kurapihkan pakaian Shinta dan kubiarkan Shinta yg masih pingsan tidur di Sofa, aqu lalu membersihkan badanku sendiri.

Sepuluh menit kemudian Ancilla, datang dari pasar sedangkan aqu telah memakai pakaian lagi. Sejak saat itu aqu bermain dgn istriku bila dia di rumah, dgn Ancil bila istriku pergi dan Shinta sekolah, dgn Shinta bila istriku dan Ancil pergi.