Cerita Sex Ibu Dokter Janda Berhubungan Dengan Yanto


Bokep IndoNarasi Seks Asli 2018 Ditanganku waktu itu ada hasil pemeriksaan USG yang memperlihatkan gambar janin berusia 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebetulnya tidak untuk menyaksikan janin ini tapi untuk mengecek perutku karena sejumlah minggu ini saya sering merasa mual-mual dan tidak pulih-sembuh dengan beberapa obat biasa.

Saya tidak menduga jalinan tubuhku dengan Yanto akan membuatku hamil secara cepat, walau sebenarnya jalinan tubuh pertama kaliku dengan Yanto baru mencapai bulan ketiga. Namaku Lani, seorang dokter di Bandung yang ambil spesialis mata saat narasi ini terjadi. Umurku waktu itu sekitaran 36 tahun dan dengan status janda pisah dengan 1 anak wanita ABG.

Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.

Bekas suamiku dokter pakar penyakit dalam yang terakhir saya kenali punyai abnormalitas seks, yakni bisex (sukai wanita dan lelaki). Hingga karena tidak kuat pada akhirnya saya meminta pisah sesudah ayahku wafat. Perpisahan dan kehilangan ayah membuat saya jadi bingung, apalagi buatku ayahku ialah segalanya.

Kegamanganku itu ternyata bisa dibaca dan digunakan oleh dokter NL, seorang dokter senior yang disegani di kotaku yang sekalian jadi dosen pembina program spesialisku. Lewat pendekatan kebapakannya ia pada akhirnya dapat membawaku ke tempat tidurnya tanpa banyak kesusahan. Affair kami awalannya berjalan cukup panas karena kami punyai banyak peluang bersama untuk melakukan di mana saja kami ingin, seperti pada tempat praktik, di dalam rumah sakit, di dalam rumah dokter NL (ketika berada istrinya) bahkan juga dalam pesawat kecil (dokter NL ini ialah seorang pilot).

Karena alasanku terkait dengannya untuk isi kekosongan figur seorang ayah, karena itu saya pada tidak demikian perduli dengan kualitas hubungan seksual yang saya dapat yakni jarangnya saya mendapatkan orgasme. Jalinan kami ini juga sebelumnya tidak pernah membuatku sampai hamil meskipun kami kerap melakukan pada masa suburku tanpa pengaman.

Karena ketidaksamaan usia yang lumayan jauh, perlahan-lahan saya mulai ada rasa jemu setiap terkait tubuh dengan pembinaku ini. Apalagi kedekatanku sama dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh beberapa teman kuliahku yang tidak segera mulai menghalangi program spesialisku. Pada akhirnya di suatu acara reuni skala kecil SMAku, saya berjumpa kembali dengan teman dekat-sahabat lamaku, termasuk Yanto.

Saya dan Yanto sebetulnya saat di SMA berteman benar-benar dekat hingga sejumlah rekan memandang kami berpacaran. Tetapi sesudah lulus SMA, Yanto memutuskan untuk pacaran dengan teman dekatku lainnya yang selanjutnya jadi istrinya. Jika awalnya saya seringkali terkait dengan istrinya Yanto, bahkan juga ke-2 anak kami berteman.
Tetapi sesudah acara reuni itu, saya jadi kerap bekomunikasi kembali dengan Yanto, baik melalui telephone atau SMS. Pada akhirnya Yanto jadi rekan curhatku, termasuk permasalahan affairku sama dokter NL dan entahlah mengapa saya berceritanya dengan detil sampai ke tiap peristiwa. Yanto ialah pendengar yang bagus dan ia benar-benar sebelumnya tidak pernah langsung mengadili apa yang sudah kulakukan, khususnya karena tahu benar latar belakangku.

Komunikasiku dengan Yanto beberapa setahu istrinya, meskipun detilnya cuma jadi rahasia kami berdua. Jika saya telah jemu teleponan, terkadang ia ajakku jalanan untuk bercakap langsung hingga perlahan-lahan saya bisa mulai lupakan afairku sama dokter NL dan coba membangun jalinan yang baru dengan sejumlah lelaki yang diperkenalkan oleh teman-temanku.

Sayang saya kerap kurang merasa sreg sama mereka, khususnya karena mereka tidak dapat memahami berkenaan jam kerja seorang dokter yang ambil kualiah spesialisasinya. Kembali lagi jika ada permasalahan dengan beberapa teman priaku ini saya sharing ke Yanto yang sebagai anak seorang dokter Yanto memang bisa pahami kesusahanku saat mengelola waktu sama mereka.

Sampai di suatu siang saya ajak Yanto untuk temaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang hendak digunakan untuk tempat reuni besar SMAku. Saya ingin meminta anjuran Yanto mengenai bagaimana penataan acaranya kelak disamakan sarana yang ada di situ. Seperti umumnya sepanjangnya jalan kita banyak bercakap dan bergurau, tetapi entahlah mengapa percakapan dan gurau kita berdua ini kali kerap menyentuh sekitar pengalaman dan fantasi dalam hubungan seksual masing-masing.
Sesekali kita bergurau berkenaan “perlengkapan” kita masing-masing serta apa yang sukai dilaksanakan “perlengkapan” itu waktu bersetubuh.

Entahlah mengapa dari percakapan yang sebetulnya semakin banyak berguraunya ini membuat saya mulai sedikit terangsang, putingku terkadang mengeras dan vaginaku mulai berasa sedikit berlendir. Waktu saya lirik celananya Yanto kelihatan lebih mencolok yang karena mungkin penisnya berereksi.

Dalam pikiranku mulai terpikirkan kembali sejumlah jalinan tubuh di masa silam yang terkesan kepuasannya. Tanpa berasa akhir nya kami sampai di dalam rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku menjadi teralihkan untuk memberikan beberapa pesan ke mamang penjaga rumah dan tukang kebun yang berada di sana untuk menyiapkan rumah itu sebelumnya terakhir bawa Yanto berkeliling-keliling rumah.

Waktu seperti SMA dahulu, percakapan kami terkadang diselipin sama-sama bergandengan tangan, sama-sama dekap dan rangkul atau sekadar mengelus-elus kepala dan pipi. Sesudah usai berkeliling-keliling kami kembali lagi ke ruangan tengah yang memiliki perapian yang umum digunakan menghangatkan ruang dari udara malam Lembang yang dingin.

Di situ Yanto merengkuh lagi pinggangku dengan ke-2 tangannya dari depan hingga kami dalam posisi bertemu. Dekapannya itu saya balas dengan merengkuh leher dan pundaknya hingga kami seperti terlihat pasangan yang berdansa.
“Mmmmpppphhhh ……” Yanto mendadak memangut bibirku lantas mengulumnya secara hangat dan halus.
Meskipun waktu itu saya betul-betul terkejut, tetapi entahlah mengapa saya merasa suka karena di cium oleh orang yang saya kira benar-benar dekat denganku.
Dengan jantungku berdebar-debar saya selanjutnya membulatkan tekad untuk membalasnya kecupannya hingga kami berciuman lumayan lama dengan diselipin permainan lidah enteng.
“Ahhh…….” Tanpa sadar saya mendesah saat kecupan pertama kami itu pada akhirnya usai. Sebentar sesudah bibir kami lepas, saya tetap pejamkan mata dengan muka sedikit menengadah dan bibir yang 1/2 terbuka untuk nikmati beberapa sisa kecupan barusan yang demikian berasa olehku. Saya baru tersadarkan sesudah Yanto menyimpan telunjuknya dibibirku yang terbuka dan melihatku secara halus sekalian tersenyum.

Selanjutnya ia menarik kepalaku ke dadanya hingga saat ini kami sama-sama berangkulan dengan kuatnya. Jantungku makin berdebar-debar dan napasku mulai tidak teratur, kecupan barusan sudah menghidupkan “keperluanku” akan kehangatan belaian lelaki. Tanpa menanti lama, saya ambil ide untuk meneruskan kecupan kami dengan memangut bibir Yanto terlebih dahulu sesudah lakukan sejumlah ciuman kecil pada lehernya.

Ini kali saya inginkan kecupan lebih “panas” hingga tanpa sadar saya memangut bibirnya lebih agresif. Yanto langsung membalas lebih garang dan agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku dan bibirnya melumat bibirku. Kecupan yang terus-menerus dan berbalasan membuat badan kami berdua pada akhirnya kehilangan kesetimbangan sampai jatuh terduduk di sofa.

Tangan Yanto mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, sebelumnyai masih di luar pakaian kaosku tetapi selang beberapa saat tangannya telah masuk ke kaosku. Ke-2 cup-BHku telah dibikinnya terangkut ke atas hingga ke-2 buah dadaku secara gampang dijangkaunya langsung. Jari-jarinya dengan benar-benar mahir saat permainkan putting buah dadaku.
Bibir Yanto mulai menciumi leher dan ke-2 kupingku hingga memunculkan rasa geli yang sangat benar-benar. Terang-terangan dengan tindakan Yanto itu saya jadi benar-benar terangsang dan membankitkan kemauanku untuk bersetubuh. Mahfum semenjak pisah dengan dosen pembinaku ringkas saya sebelumnya tidak pernah kembali tidur dengan lelaki lain.

Saya waktu itu sangat mengharap Yanto selekasnya mintaku untuk bersetubuh dengannya atau tingkatkan agresifitasnya ke persetubuhan. Saya rasa vaginaku sangat basah dan saya mulai susah berpikir tenang kembali karena dikontrol oleh berahi yang makin mencapai puncak. Kebalikannya Yanto terlihat tetap merasa cukup hanya mencium meremas buah dadaku yang membuat saya makin teraniaya karena makin kebakar oleh gairah berahiku sendiri.

“To, kamu ingin gak ML dengan aku saat ini ?” Kata-kata itu melaju demikian dengan enteng dari mulutku di mana pada keadaan biasa benar-benar mustahil saya berani mengawalinya. Cukup dengan menyaksikan Yanto menjawab dengan anggukan sekalian tersenyum, saya segera meloncat dari sofa dan berdiri di depan Yanto sekalian melepaskan kaos atas dan BHku secara tergesa-gesa. Menyaksikan itu, Yanto menolongku dengan melepaskan kancing dan risleting celana jeansku hingga mempermudahku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah.

Yanto satu kali lagi menolongku dengan menarik celana dalamku sampai lepas sampai membuat badanku betul-betul telanjang bundar tanpa ada yang tutupi. Tanpa malu, saya selanjutnya menabrak Yanto di atas sofa untuk selanjutnya duduk dipangkuannya urutan ke-2 kakiku mengangkangi kakinya. Kami lantas berciuman kembali dengan garangnya sekalian ke-2 tangan Yanto mulai meraba-raba dan meremas-remas badan telanjangku samping bawah..
“Akkhhhhhh ….” Saya menjerit pendek saat Yanto masukkan jemari tangannya ke lubang senggama dari vaginaku yang telah mengangkang di pangkuannya. Tanpa menanti lama mulut Yanto langsung juga menyikat putting payudaraku membuat tubuhku melenting-lenting kepuasan yang telah lama tidak kunikmati. Yanto makin agresif dengan masukkan dua jarinya untuk mengocak-ngocok lubang senggamaku yang membuat pergerakan tubuhku makin liar.

Pergerakanku yang telah semakin tidak teratasi ternyata membuat Yanto kerepotan, lantas dengan perlahan-lahan ia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terbentang di bawah sofa. Selanjutnya dengan tenang Yanto mulai buka pakaiannya satu-satu sekalian memperhatikan badan telanjangku didepannya yang menggelepar resah oleh berahiku yang sangat mencapai puncak.

Menyaksikan Yanto melihatiku semacam itu, lebih-lebih lagi dengan tetap kenakan pakaian komplet, mendadak saya jadi benar-benar malu hingga saya capai bantal paling dekat untuk tutupi muka dan dadaku dan pahaku saya merapatkan agar kemaluanku tidak kelihatan Yanto kembali. Tidak lama kemudian saya rasakan Yanto buka pahaku lebar-lebar dan tanpa menanti semakin lama kurasakan penisnya mulai lakukan penetratif BLESSSSSS ……kurasakan penis Yanto melaju dengan mulus masuk lubang senggamaku yang telah becek sampai menyentuh hampir leher rahimku.

“Uhhhhhhmmmm ….” Saya keluarkan suara lenguhan dari kembali bantal nikmati penetratif pertama dari penis teman dekatku yang telah saya mengenal lebih dari 20 tahun.
“Ucapnya barusan ingin ngajak ML ….” Kata Yanto sekalian ambil bantal yang kupakai tutupi mukaku sekalian tersenyum memikat.
“Berlagak atuh diawali saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memeras karena masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Yanto langsung memunculkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku.

Yanto mengait ke-2 kakiku dengan tanganya hingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuat lebih bebas gerakkan pinggulnya saat lakukan penetratif seterusnya.
“Yantooo…..ohhhh…ahhhhh….. sangat nikmat …yantooo….” Saya mulai meracau kepuasan. Ke-2 kakiku selanjutnya dipindahkan ke atas pundak Yanto hingga pinggulku lebih terangkut, dan Yanto sendiri tubuhnya saat ini jadi 1/2 berlutut.

Posisi ini membuat sikatan penis Yanto semakin banyak berkenaan sisi atas dinding lubang senggamaku yang rupanya datangkan kepuasan hebat yang tidak pernah saya dapat dari lelaki yang dulu pernah menyetubuhiku sebelumnya.
“Adduuhhh …. sedap sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu sedap sekaliii …” saya mulai meracau dengan opsi bahasa yang tidak termonitor kembali. Saya saksikan posisi Yanto selanjutnya berbeda kembali dari berlutut jadi berjongkok hingga ia dapat mengayun penisnya lebih panjang serta lebih berkekuatan. Tubuhku mulai terbuncang-guncang dengan lumayan keras oleh ayunan pinggul Yanto.

Itil V3
Ayunan penisnya yang panjang dan dalam seakan-akan tembus sampai ke rahimku dengan terus-terusan hingga kemudian saya mulai capai orgasmeku.
“Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku menjadi terputus-putus karena guncangan tubuhku. Yanto memberi respon dengan kurangi kecepatan ayunan penisnya sekalian turunkan kakiku dari pundaknya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Pada akhirnya gelombang orgasmeku tiba bergulung-gulung, bola mataku terangkut sebentar ke atas hingga tinggal putih matanya saja dan ke-2 tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri.

Yanto memberi ciuman-kecupan kecil saat napasku tetap tersengal-sengal sekalian masih tetap memaju undurkan dengan perlahan penisnya yang tetap keras menanti saya siap kembali karena ia belum sampai ejakulasi. Sesudah napasku mulai teratur, saya dekap Yanto lantas kami berciuman dengan penuh nafsu dan kepuasan untuk set ke satu ini.”Lani, saya bisa meminta masuk dari belakang ?” Bisikn

ya ditelingaku
“Sudah pasti sayang, kamu bisa meminta apa dari saya …” Saya menjawab sekalian tersenyum manis kepadanya. Yanto dengan berhati-hati bangkit dari atas badanku sampai berlutut, selanjutnya dengan perlahan-lahan ia cabut penisnya dari vaginaku.
“Uhhhhhhhh ….” Saya medesah sebab menganggap geli bersatu nikmat saat penisnya ditarik.

Saya saksikan penis Yanto tetap mengacungkan keras dan sedikit meliuk ke atas, tangkai penisnya yang penuh dililit urat-urat kelihatan benar-benar basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang pas di bawah selangkanganku juga basah oleh cairanku langsung mengucur ke karpet tanpa terhambat bulu-bulu kemaluanku.

Vaginaku hanya dengan bulu sedikit seperti beberapa anak gadis yang baru ingin puber, itu juga cuma ada pada bagian atas dekat perutku, hingga saya tidak butuh repot kembali cukurnya.
“Mari Lan, membalikin badan kamu” Pinta Yanto padaku Sesudah sukses mengankat badanku sediri, saya lantas mengubah tubuh untuk ambil posisi menungging sebagai penyiapan lakukan persetubuhan doggy model sama sesuai permohonannya barusan.

Saya merasai Yanto medekat karena penisnya telah berasa melekat di belahan bokongku dekat lubang anus. Urutan ke-2 kakiku ia betulkan sedikit untuk mempermudahnya lakukan penetratif. BLESSSSS ………………… untuk kali ke-2 penisnya masuk ke lubang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Saya melenguh dengan kerasnya meng ikuti masuknya penis itu.
Kurasakan penis Yanto mulai bekerja maju undur, bukan karena hanya pergerakan pinggulnya saja tetapi juga karenanya tangannya Yanto menarik dan menggerakkan pinggulku sesuai arah pergerakan penisnya ia hingga saya seperti “ditubruk-tabrak” oleh penisnya.

“Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh ” Saya terus menerus mengeluh kepuasan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … kedengar suara bokongku yang beradu dengan pahanya Yanto. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Saya mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … mendadak kudengar suara pintu yang dibuka.
“Neng Lani … ada apakah Neng ?” Saya dengar suara penjaga rumahku menanyakan dengan suara grogi. Ternyata ia dikejutkan saat dengar lolonganku barusan yang membawa tiba kesini, tetapi pada akhirnya jadi lebih terkejut sesudah menyaksikan majikannya sedang ditiduri oleh tamunya.

Kembali juga siapakah yang menduga kami akan ngotot bersetubuh siang hari berlubang di ruangan keluarga yang terbuka dan masih tetap ada yang tinggal di rumah yang lain.
“Gak terjadi apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Lani nih …” Kudengar Yanto menjawab dengan tenang tidak ada suara terkejut atau grogi seakan-akan tidak ada apa-apa, bahkan juga tanpa hentikan pompaan penisnya. Cuma kecepatannya saja dikurangkan hingga tidak ada kembali bunyi-bunyian ramai yang dari beradunya kemaluan-kemaluan kami

Cerita Sex Lainnya:  Cerita Sex Aku Di Cicipi Supirku

“Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Saya tidak sanggup meredam erangan nikmatku meskipun saya benar-benar terkejut ketahuan sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang telah megenalku semenjak kecil
“Aa..aduh punten Neng Lani … punten Agan … Mamang tidak paham Agan-agan sedang repot ini, Mamang barusan takut terjadi apa-apa denger suara Neng Lani seperti menjerit” Sambungnya dengan muka pucat sesudah sadar apa yang dilihatnya.

“Ya telah pak, Neng Lani gak apapun kok” Kudengar jawaban Yanto “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apapun ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh ” Saya coba tolong menjawab tanpa menyaksikan ke arahnya tetapi justru menjadi bersatu desahan karena saya betul-betul sedang dalam kendalian kepuasan dari pergerakan penis Yanto.

“Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah ingin ke belakang kembali” kata Mamang saat sebelum selanjutnya berakhir lenyap dibalik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Yanto memacu lagi penisnya dengan kecepatan penuh
“Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh ” Saya menjerit kembali -jerit serta mungkin lebih keras kembali dari awal sebelumnya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir kembali, beberapa ada mengucur turun melalui ke-2 pahaku beberapa ada yang naik lewat belahan bokongku karena terpompa oleh penis Yanto.

Ketahuan oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang mencekam, tetapi sekalian membuat saya makin terangsang sesudah menyaksikan sendiri Yanto dapat menanganinya dengan tenang.
“Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Yantoo….geliii …” Teriakku saat jari-jari Yanto mulai permainkan lubang duburku yang sudah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh ….
Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku saat Yanto justru masukkan jemari tangannya ke lubang duburku sesudah diolesi cairan vaginaku lebih dulu. Karena sangat sakitnya saya sampai coba ulurkan tangan kananku ke duburku untuk menepiskan tangannya tetapi gagal.

Tetapi waktu seperti pertama kalinya vaginaku disetubuhi oleh bekas suamiku dahulu, merasa sakit itu semakin lama lenyap dan ganti jadi rasa nikmat yang berlainan. Meskipun tidak senikmat penis Yanto yang berada di lubang senggamaku, tetapi tambahan pergerakan jarinya di lubang duburku mulai membuatku makin bernafsu. Mendadak kurasakan pergerakan Yanto jadi tidak teratur kembali, penisnya seperti berdenyut dalam lubang senggamaku dan napasnya seperti ditahan-tahan.

Mungkin Yanto akan ejakulasi ? Pikirkan hal tersebut, saya jadi tambah bernafsu ke arah orgasmeku yang ke-2 .

“Lan… Lani…sepertinya saya akan keluarrrr ….
” Kata Yanto dengan sedikit ketahan
“T…ttung…ggguu sesaat lagi To …. Lani sss … telah …hhhaampir dapppatt kembali” Saya mengharap dapat orgasme berbarengan di saat Yanto ejakulasi, waktu itu tangan kananku telah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri.
“Ahhhhh …” saya menjerit ketahan saat Yanto mengambil tangannya dari lubang duburku Yanto saat ini menggunakan ke-2 tangannya itu untuk meredam pinggulku sekalian menekan-nekankan penisnya yang berdenyut semakin kuat.
“LANIIIIII …ga dapat saya tahan kembali …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Yanto mengeluh ketahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… saya rasakan ada 3x semprotan kuat dalam lubang senggamaku di ikuti belasan semprotan kecil.

Semprotan air mani yang hangat pada akhirnya membuat saya selekasnya memperoleh orgasmeku yang ke-2 .
“Yantooo…. Sangat nikmat ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. betul-betul kamu nikmat” saya mulai meracau dengan suara perlahan karena sangat lemas. Meskipun penis Yanto tetap berasa keras sesudah ejakulasi, tubuhku telah terlampau lemas agar dapat meredam badanku sendiri dalam posisi menungging. Saya pasrah saja saat Yanto mengubah tubuhku tanpa melepas penisnya dari badanku.

Meskipun kami bersetubuh lumayan lama, tetapi sedikit keringat yang keluar karena udara Lembang yang cukup sejuk, tetapi saya saksikan badan Yanto masih tetap cukup berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami selanjutnya berciuman dan berangkulan kembali dengan mesra, sebelumnya tidak pernah tebersit dalam pikiranku sampai pagi barusan saat sebelum pergi kesini jika saya akan bersetubuh dengan teman dekat dekatku sendiri.

Tetapi saya nyaris tidak ada perasaan menyesal sudah melakukan, walau sebenarnya waktu saya pertama kalinya ditiduri dosen pembinaku ada perasaan menyesal yang cukup dalam. “Lani, kamu dapat menikmatinya sayang ?” Yanto berbisik di telingaku

“Sedap sekali To, baru ini kali saya rasakan nikmat yang hebat ” Jawabku secara halus
” Terima kasih ya To” Yanto membalas dengan memangut lagi bibirku secara halus di lain sisi saya rasakan Yanto mulai gerakkan penisnya mundur-maju kembali meskipun tetap dengan perlahan-lahan.

Waktu itu saya sangat kecapekan dengan persetubuhan dua set barusan hingga belum siap untuk meneruskan ke set selanjutnya.
“To, saya sudah kecapean saat ini … jika kamu masih ingin kembali, kita teruskan sesudah saya istirahat sesaat. Bisa kan ya sayang ?” Saya coba menampik Yanto meneruskan tujuannya dengan sehalus mungkin.
Yanto ternyata dapat memahami dan hentikan pergerakan penisnya, sebagai penggantinya saya lakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Yanto yang tetap keras saja sampai saat ini meskipun telah berejakulasi. Ia keliatannya benar-benar menikmatinya hingga kemudian berejakulasi kembali meskipun semburannya lebih kurang kuat dan semakin sedikit dari yang pertama.
“Uuuuuuuuhhhhhh ….” Saya melenguh lagi saat Yanto menarik penisnya yang mulai melunak. Kami selanjutnya meneruskan percakapan kami tanpa kenakan pakaian dahulu, tetapi saya masih tetap tutup tubuhku dengan selimut yang disiapkan dekat perapian karena walaupun begitu saya masih tetap ada sedikit hati risih bertelanjang bundar di muka teman dekat lelakiku.

Yanto rupanya benar-benar terkejut waktu ketahui saya tidak menggunakan kontrasepsi dan benar-benar menyesal telah keluarkan spermanya dalam badanku. Saya coba tenangkan dianya jika akulah yang inginkan ia berejakulasi dalam badanku, kembali juga sejauh ini baik bekas suamiku atau dosen pembinaku selalu mengeluarkannya dalam dan saya cuma dapat hamil di tahun awal pernikahan kami. Saya katakan jika baru dengan Yanto saya dapat 2x alami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai saya merasa kelelahan, walau sebenarnya awalnya cuma terkadang saja dapat sampai orgasme.

Yanto katakan jika ia selalu berusaha memprioritaskan pasangan-pasangannya mendapatkan orgasme lebih dulu, minimum sekali, saat sebelum ia berejakulasi. Waktu saya kembali bertanya memang pernah menyetubuhi berapakah wanita, ia cuma nyengir saja. Sesaat ada rasa cemburu ketahui jika saya bukan wanita salah satu selainnya istrinya yang ia setubuhi, tetapi saya berusaha tangkal hati itu karena tujuan jalinan kami bukan semacam itu. Yanto selanjutnya mintaku untuk siap lakukan macam jalinan anal dengannya, saya sebelumnya sempat terkejut dan menampik permohonannya.

Apalagi jika ingat sakitnya lubang duburku waktu ia masukkan jemari tangannya, apalagi jika penisnya yang lebih besar dan keras itu ? Tetapi waktu saya menyaksikan pandangan memintanya, hatiku jadi luluh dan katakan ke ia jika saya tidak ingin seringkali melakukan karena takut bentuk anusku berbeda mencolok. Kami selanjutnya sebelumnya sempat tertawa-tawa waktu mengulas mengenai kejadian ketangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh langsung karena lolongan dan jeritan erotisku.

Saya i memang dikenali oleh seseorang jadi orang yang tenang hingga jika sampai menjeri-jerit sudah pasti akan mencengangkan mereka. Saya optimis Yanto jika dapat menangani Mamang penjaga rumah agar tidak bercerita peristiwa ini ke keluargaku atau seseorang. Saya hanya menyesal Mamang itu telah menyaksikan badan telanjangku dalam posisi dan gestur yang menggairahkan pikiran lelaki. Sesudah nyaris dua jam istirahat, saya berbicara ke Yanto jika saya belum menyaksikan bentuk tepatnya penis ia saat ereksi karena saat barusan sedang ereksi nyaris selalu ada dalam vaginaku.

Yanto balas menjawab jika ia pun tidak sebelumnya sempat memerhatikan dengan cermat bentuk vaginaku, karena itu ia ajak saya untuk segera lakukan foreplay dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu saya sebelumnya sempat kembali menanyakan mengenai apakah yang dimaksud posisi 69 karena masalah tehnik sex saya benar-benar pemula. Pada akhirnya kami mulai lakukan posisi 69 itu dengan saya ada di atas karena betul-betul ingin menyaksikan biangnya rasa nikmatku barusan.
Rupanya memang diameter penisnya Yanto besar sekali saat ereksi meskipun biasa-biasa saja panjangnya. Tapi yang spesial ialah benjolan urat-urat pembuluh darah yang mengitarinya sepeti ulir skrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku semakin terasa nikmat. Selang beberapa saat kami mulai bergumul kembali secara berahi lebih panas karena melakukan dengan kesadaran penuh bukan karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Saya ambil posisi di atas ia hingga dapat mengontrol sisi mana saja dari lubang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya.

Dan Yanto sendiri selainnya meremas buah dadaku dan mengisap putingnya, permainkan kelentitku dengan jari-jarinya. Pada akhirnya saya capai orgasme pertama kali yang begitu nikmat sekalian lelahkan untuk set ke dua ini. Yanto selanjutnya meminta janjiku untuk terkait dengan anal sebentar sesudah orgasme pertama kaliku, hingga saya lagi dalam posisi menungging. Saat ini penis Yanto masuk langsung ke lubang duburku sesudah dibasahi dahulu dengan cairan vaginaku yang menetes.

Saya betul-betul merasa kesakitan yang hebat saat penisnya masuk ke lubang duburku yang ototnya masih kaku. Bahkan juga saya sebelumnya sempat menjerit jerit kesakitan sebelumnya terakhir mulai rasakan enaknya jalinan anal bahkan juga dapat sampai mendapatkan orgasme meskipun tidak luar biasa penetratif di vagina. Sesudah orgasme ke-2 ku pada anal, Yanto meniduriku lagi secara konservatif sampai saya capai orgasme ke-3 walau sebenarnya Yanto belum mendapatkan ejakulasinya.

Waktu itu saya betul-betul telah kelelahan terima serbuanny hingga pada akhirnya saya mau tak mau meminta untuk stop karena vaginaku telah seperti nyaris mati rasa. Dengan penuh pemahaman Yanto hentikan kegiatannya meskipun kelihatan ada rasa sedih di matanya. Karena hari telah mendekati malam, sesudah istirahat sesaat sekalian berciuman, kami bersiap-sedia untuk kembali lagi ke Bandung. Saat sebelum pulang saya berwanti-wanti ke Mamang penjaga rumah agar tidak butuh menceritakan mengenai apa yang dilihatnya karena kami melakukan jadi orang dewasa yang sama-sama memerlukan dan sama-sama sukai keduanya.

Sang Mamang katakan ia memahami sebagai janda tentu saja saya perlu lelaki yang temani saat kesepian. Diperjalanan pulang saya tawarkan ke Yanto untuk lakukan sex oral di mobil sekalian jalan sampai ia dapat ejakulasi. Saya tawarkan itu sebab menganggap bersalah sudah sia-siakan teman dekatku yang sudah memberi kepuasan yang terus-menerus ditambahkan sejumlah penjelajahan sex yang baru bagiku termasuk penjelajahan ketahuan Mamang yang menggentarkan.

Yanto sudah pasti menyambutnya dengan semangat dan ia mintaku untuk melepaskan BHku agar sekalian di oral ia dapat membalasnya dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan ngotot saya lantas melepas BHku saat mobil jalan yang maknanya saya harus melepaskan kaosku dulu saat sebelum melepas BHnya tersebut. Sebuah mobil sebelumnya sempat memberikan lampu jauh saat saya bertelanjang dada, saya tidak paham apa sopirnya sebelumnya sempat menyaksikan keadaanku waktu itu.

Dengan sabar saya mulai lakukan sex oral dan Yanto mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya cuma dengan 1 tangan saja karena tangan kirinya digunakan untuk mainkan buah dadaku. Saya sebelumnya sempat bercanda jika penisnya ia benar-benar “yummie” hingga tidak menjemukan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina.

Saat ini saya memahami mengapa Yanto ingin bersusah-susah mainkan buah dadaku sekalian berkendara karena rupanya rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak lakukan pergerakan spontan pada mulutku waktu mengulum penisnya yang membuat merasa lebih nikmat. Meskipun saya telah berusaha optimal, tetapi Yanto belum saja berejakulasi walau sebenarnya telah dekat rumahku.

Pas saat mobilnya telah stop di depan pintu pagar rumahku, Yanto tau-tau menekan kepalaku dengan ke-2 tangannya sampai tangkai penisnya ambles menyikat masuk ke dalam tenggorokanku dan ….
CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang banyak yang mau tak mau saya telan secara langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….” Kudengar suara Yanto mengeluh nikmat Saya coba berontak karena nyaris tidak dapat bernafas, tetapi Yanto cuma longgarkan sedikit penekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih tetap ada sejumlah semburan kembali yang keluar penisnya bertebaran dalam rongga mulutku, justru beberapa ada yang melekat di bibir, pipi dan hidungku.

Saat saya bangkit dari pangkuan Yanto, saya saksikan sang Bibi sedang buka pintu pagar dan anakku menanti pada pintu garasi. Dengan tergesa-gesa saya menyikat tisu yang diberikan oleh Yanto yang tersenyum nakal. Saya cuma sebelumnya sempat hapus mukaku sekenanya karena takut anakku tiba merapat dan menyaksikan penisnya Yanto yang masih tetap mengacungkan sesudah ejakulasi. Saat saya turun dari mobil justru saya lupa bawa BHku yang berada di jok belakang. Baca : Cerita Seks Riil Berimajinasi Dengan CD dan BH

Waktu saya mencium anakku, ia sebelumnya sempat memberi komentar mengapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya agak ada berbau amis. Yanto memang memberikan banyak penjelajahan sex yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan sampai umurku yang bisa disebut masak ini meskipun frekwensi tatap muka kami tidak sering.

Saya cuma terkait tubuh sama dia saat saya betul-betul memerlukannya atau karena Yanto memang meminta. Saya ingin masih tetap jalinan kami cuma untuk teman dekat karena jalinan persahabatanku dengan Yanto lebih bernilai daripada keperluanku cari pasangan hidup.

Setiap terkait tubuh saya selalu memaksakan untuk ejakulasi dalam, saya tidak ingin ejakulasinya di luar atau menggunakan kondom meskipun ia benar-benar cemas sebab menganggap spermanya benar-benar subur. Pada akhirnya kekuatiran Yanto bisa dibuktikan karena selanjutnya saya hamil, bahkan capai umur 10 minggu janin yang saya kandungan. Aslinya saya tidak yakin sampai dicheck oleh temanku sama-sama dokter dengan memakai alat USG. Karena hubunganku dengan Yanto belum capai tiga bulan, bermakna janin itu asal dari hubungan seksual kami yang awal mula.

Dengan usia kandungan yang telah besar, pada akhirnya saya minta bantuan temanku untuk mereferensikan dokter mitranya di luar kota untuk menolong gugurkannya. Saya tidak ingin di kuret di kotaku karena bisa memunculkan sensasi besar. Dengan pengalaman ini pada akhirnya saya memiliki inisiatif pasang IUD hingga Yanto masih tetap dapat bebas berejakulasi dalam badanku seperti kemauanku. Penjelajahanku denga Yanto pada akhirnya berhenti sesudah 2 tahun saat ada dokter yang melamarku dan membawaku ke luar kota.

Bukanlah saya tidak mau setia pada suamiku yang baru, tetapi sebetulnya saya kerap rindukan belaian keintiman ciri khas Yanto ingat dasar hubungan seksual kami yang spesial. Meskipun ia selalu menjawab komunikasi dariku, tetapi ia sebelumnya tidak pernah kembali mintaku untuk melayaninya sama seperti yang dahulu ia kerjakan jika ia sedang memerlukan sex.

Walau sebenarnya tinggal ia meminta, saya tentu pergi ke kotanya dengan apapun itu cuma untuk layani keperluannya. Tetapi jika kebenaran saya tahu ia sedang berada di kotaku, Yanto sebelumnya tidak pernah menampik kunjunganku ke hotelnya untuk melepaskan kangen akan siraman air maninya.