Cerita Sex – Cerita Sex Lonte Yang Sudah Merebut Keperjakaanku Setelah sejak siang hari bekerja mengangkut beras kekios tempatnya bekerja Iwan nangkring bersama beberapa kuli yang lain. Sudah dua hari anak kampung yang baru 16 tahun itu bekerja. Badannya cukup berisi karena sudah biasa bekerja di sawah membantu bapaknya di kampung. Saat Panceklik dia mencoba mencari tambahan ke kota Jakarta, dan mendapat pekerjaan di kios beras pak Dimas. Saat asik melihat kuli lain yang sedang main kartu datang beberapa perempuan yang biasa mangkal disitu dan melayani birahi para kuli dengan bayaran yang memang “murah”, untuk ukuran orang gedean. Seperti biasa dengan suara yang sedikit keras mereka menggoda para kuli itu.
“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau”, kata salah seorang diantara mereka.
“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh”, perempuan muda yang bernama Dewi itu menjawab.
Cerita Sex Lonte Yang Dewi tidak terlalu cantik, badannya bahenol usiannya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur suaminya, “Eh kang itu siapa, anak baru ya?”, kata Dewi saat melihat Iwan yang sedikit keheranan melihat kedatangannya.
“iya masih ingusan, dari Garut baru dua hari disini”, Dewi tersenyum genit dan mendekati Iwan yang dari tadi melihatnya.
“kenapa jang kok kayak tidak pernah liat perempuan aja”
“Ah enggak teh”, Iwan menjawab dengan malu-malu.
“Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa mendingan sama saya saja”
“Apa ngutang tidak sudi, mendingan sama barang baru masih orsinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada di sini sama mereka.”
“Awas jang jangan kena di rayu entar kena sipilis kamu”
“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Dewi memaki para kuli itu dengan sedikit marah.
Iwan agak rikuh juga karena Dewi menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.
“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan…”
Iwan cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berdua menyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Dewi yang kebetulan dekat dengan pasar. Sampai dirumah Dewi kemudian menyuruh Iwan masuk dan kemudian mengunci pintu, Iwan sedikit keheranan
“ayo atuh jangan malu-malu, nggak apa-apa disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata Dewi.
“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan”, kata Dewi sambil membelai dada Iwan yang bidang.Iwan hanya diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.
“Baju kamu dibuka aja ya”, kata Dewi sambil menarik kaos yang dipakai Iwan, dan kemudian dia membuka risleting celana yang dipakai Iwan.
Dengan bernafsu Dewi mencium bibir Iwan yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Dewi Iwan juga mulai terbakar birahi. Dewi mendorong Iwan ketempat tidur sehingga Iwan jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Dewi menarik celana Iwan sehingga anak itu bugil. Kontol Iwan sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi kontolnya itu. Dewi hanya tersenyum melihatnya.
“Wah sama saya sih nggak usah malu-malu udah sering lihat yang kayak gitu..”
Kemudian Dewi membuka bajunya, Iwan makin salah tingkah melihat ada wanita yang bugil didepan dia. Kemudian Dewi naik ke tempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting Iwang.
“ahhh aduh geli teh”, Iwan mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
“Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.”
Dewi memengang kontol Iwan dan mengarahkannya ke memeknya. Iwan melihatnya masih dengan badan gemetaran.
“akhhh…” Iwan mendesah saat kontolnya masuk kedalam memek Dewi, matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan di kontolnya.
“akhh…sss enak kan Wan,” Dewi bergerak naik turun sambil meremas-remas susunya.
Iwan merem-melek menikmati goyangan Dewi, kontolnya serasa dipijat dan disedot di dalam memek Dewi, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Dewi dan tangannya meremas-remas seprei, baru saat Dewi membimbing tangannya ke susu Dewi
“Remas Wan… Aakhh”. Iwan meremas-remas susu Dewi, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Iwan mulai mengemutnya persis seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Dewi menegakkan badannya.
Dewi masih asik menggoyang pantatnya dan tangannya meremas-remas dada Iwan. Iwan mulai gelisah tangannya kadang meremas susu, kadang meremas seprei dan kadang memegang pinggang Dewi seolah-olah mengatur agar Dewi menekan sedalam mungkin.
“Aduh… teh… Aakh”,Iwan mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan badannya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan crot…crot…crot… Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya dan akhirnya Iwan terkulai lemas.
“Yaaa kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya”, kata Dewi dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.
Saat pagi hari Iwan bangun dan melihat Dewi yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Dewi. Saat Dewi merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Iwan tersenyum dan membiarkan Iwan memperlakukannya seperti itu. Iwan kemudian naik ke atas tubuh Dewi menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Dewi lalu menekannya.
“Akh…ngehh”
“Enak kan Wan sss… Akh.. Tekan yang dalem Wan.. Akhh…”
Iwan menggerakkan pantatnya maju mundur dan Dewi Menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Iwan. Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua.
“aduh Wan…terus… Akh.. Yaaa terus Wan yang kerasss akhh Wan yeah…terus akhh…”
“Akh teh Iwan mau keluarehh akh teh… sss.. Akkkh…ngahouch…”
“Teteh dateng Wan akh…din… Aouchhh…”
Badan mereka berdua menegang, Dewi mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Iwan seperti busur panah, pantanya menekan memek Dewi dan tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Iwan rebahan di susu Dewi dan kemudian tidur terlentang di sisi Dewi. Beberapa saat kemudian.
“Din yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Iwan harus bayar yah murah kok cuman 20000 aja.”
Iwan hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Dewi mulai menjilati seluruh badan Iwan dada Iwan kemudian turun kebawah. Saat sampai di kontol Iwan Dewi menjilati kepala kontoln Iwan yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.
“akh…teh..sss… Aduh..geli… Akhh…”, Iwan mendesah dan badannya gemetaran, da kontolnya mulai mengeras lagi.
Dewi terus mengulum kontol Iwan sambil mengocoknya. Iwan menggerakkan pantatnya naik turun.
“akhh…teh…teehhhh ouch…”
Sperma Iwan muncart dimulut Dewi dan sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya. Dewi menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperma Iwan sampai bersih. Setelah mandi Iwan membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.
“Wan, kamu baru berapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan”, Pak Dimas menasehati Iwan.